Basyair Melayu Banjar juga hadir di Youtube, Kunjungi kami di https://www.youtube.com/channel/UC7DD_EHfum0_OPl-pAxI-bw dan subcribe untuk mendapatkan upload terbaru dari kami, atau Search Ketik " Syair Banjar " di Youtube

Senin, 02 Januari 2017

Syair Sejarah Datu Kalampayan Syech Muhammad Arsyad Al Banjary



Syair Sejarah Datu Kalampayan:
Maulana Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjary

 
              Alhamdulillahirabbil’alamien. Wassholatuwassalamuala-asyrafil anbiya’i wal-mursalien. Sayyidina wanabiyyina Muhammadin wa’ala alihi washohbihi ajma’in. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta seru sekalian alam. Sholawat dan salam semoga senantiasa terlimpah bagi junjungan kami Nabi Besar Muhammad Saw dan seluruh keluarganya dan sahabatnya sekalian.
              Syair Sejarah Datu Kalampayan: Maulana Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjary telah lama penulis susun. Alhamdulillah syair ini telah dapat penulis rampungkan.  Sampai saat ini, belum pernah penulis membaca dan mendengarkan secara khusus tentang Syair Sejarah Datu Kalampayan. Padahal Datu Kalampayan sangat terkenal keulamaannya di kawasan Asia Tenggara. Semoga dengan melalui syair ini, kecintaan masyarakat Banjar khususnya, ummat Islam pada umumnya semakin mencintai para Ulamanya. Amin ya Rabbal-alamien.
Mengapa judul syair penulis masukkan istilah ‘sejarah’. Dalam syair ini termuat riwayat Maulana Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjary sejak kedatangan ayahanda beliau, yakni Syekh Abdullah Al-Idrus ke Kuala Tambangan Martapura. Kemudian beliau dilahirkan dari rahim seorang ibu yang sholehah bernama Aminah. Maulana, kemudian sejak anak-anak berada dalam asuhan Sultan Banjar, yakni Sultan Hamidullah sampai beliau berangkat ke Mekkah. Segala aktivitas beliau di Mekkah terangkum dalam syair ini, hingga beliau kembali pulang ke Kesultanan Banjar di Martapura. Syair ini kemudian diakhiri sampai beliau wafat ke Rahmatullah. Artinya, semua perjalanan hidup Maulana Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjary mengandung fakta sejarah, yang disesuaikan dengan sumber sekunder. Baik melalui Tutur Lisan, Buku-Buku yang terkait.
              Syair Sejarah Datu Kalampayan: Maulana Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjary, diambil dari berbagai sumber buku, antara lain:
1.      Abu Daudi, Maulana Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjary (Tuan Haji Besar) (Martapura: Yapida-Sullamul Ulum, 2003)
2.      Wan Mohammad Sagir Abdullah, Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari, Pengarang Sabilal Muhtadien, (Kuala Lumpur:Khazanah Fhataniyah, 1990)
3.      Syekh Abdurrahman Siddik Safat, Syajaratul-Arsyadiyah.
4.      Yusliani Noor, Islamisasi Banjarmasin (Dari Abad Ke-15 hingga Abad Ke-19) (Penerbit Ombak:Yogyakarta, 2016)
Sumber Tutur Lisan diambil dari kisah-kisah yang diperoleh penulis di kawasan Martapura, Astambul, dan Kalampayan. Sebetulnya, dari sumber tertulis sudah cukup untuk menjadikan Syair ini sebagai syair sejarah. Berbagai peninggalan arkeologis, dalam bentuk Kitab-Kitab termasuk dengan tulisan tangan sendiri, jubah dan surban, tasbih, dan prasasti di Jembatan Lima Jakarta, serta makam Maulana Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjary. Juga, zuriah Maulana yang bertebaran di Nusantara, Asia Tenggara dan Timur Tengah, menjadi fakta yang nyata. Inilah Tokoh Sejarah, sebagai Ulama Besar di Kawasan Asia Tenggara.
Syair Sejarah Datu Kalampayan: Maulana Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjary adalah sebuah permintaan khusus dari sahabat, saudara, sekaligus pencinta para Aulia Allah, khususnya Maulana Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjary, yakni Juhransyah, S. Pd., MM. Penulis bertekad menyelesaikan Syair Sejarah ini, karena penulis sangat memuliakan, mengagumi dan mencintai Permata Banua, Al-‘alimul ‘allamah Al-Fadhil Al Fahhamah As-Sufiyyah Al-Khalifah Waliyyullah Qutubuzzaman Maulana Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjary.
Semoga kita semua, dapat meneladani jejak langkah Maulana, meskipun hanya sebahagian kecil saja. Ketika kita memuliakan, mengagumi dan mencintai seorang Waliyyullah, maka siapapun tidak bisa mencampuri urusan keyakinan seseorang. Sebab, keberkahan rezeki, ilmu, dan kehidupan sesudah di alam dunia, tidak bisa sekedar dibuktikan oleh mata basyariah. Keberkahan dari Allah melampaui batas-batas kebenaran sains.
Sebelum membaca Syair ini, patut kiranya dengan adab. Setidaknya penulis menganjurkan membaca Surah Al-Fatihah untuk Rasulullah Saw sebanyak tiga kali, dan kepada Maulana Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjary juga sebanyak tiga kali.
Semoga Syair ini ada manfaatnya, bagi semua insan, khususnya yang mencintai Waliyyullah. Penulis sendiri, setiap kelulusan Ujian, setiap terkabulnya hajat, dan setiap ada kesempatan, selalu mengunjungi-menziarahi Kubah Maulana Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjary. Itu Papadah Ayahanda Haji Norhan Mochtar Jaya dan Ibunda Hajjah Hasnah binti Ardi Surya Mataraman. Juga anjuran Ayahanda Syekh Jahrani Zainal Abidin.

                           

1 komentar: